Sudah
selayaknyalah manusia-manusia memasuki sebuah zeitgeist yang rumit dalam jalur
panjang peradaban. Manusia harus dituntun menuju kesadaran bahwa kita telah
hampi berada di ujung perjalanan panjang umur bumi. Sudah sepantasnya Psikologi
dan ilmu sosial lainnya mampu menjembatani bidang keilmuan dan masyarakat
melahirkan pandangan baru, kesadaran baru bahwa kita tidak boleh terjebak
kepada hal-hal kedengkian, kerakusan, kemunafikan. Anak-anak generasi baru
harus penuh dengan imajinasi perdamaian
dan pembangunan kembali konsep realitas baru. Mereka harus diminimalisirkan
oleh pandangan mengecewakan yang sudah mulai menjauh dari jalur kebajikan yang
hakiki.
Mayoritas
manusia dan sistemnya semakin dan rasanya tetap tidak masuk akal. Lalu tugas kita adalah memperkuat diri, lalu
merancang strategi menuju pertempuran. Pertempuran yang absurd dan ambigu,
pertempuran melawan diri sendiri dari kemalasan, kebodohan, keterpenjaraan,
kesenangan semu, menuju kesadaran penuh atas seluruhnya. Kemudian memperkuat
komunikasi dan ikatan batin yang sebenarnya, membuat kelompok kecil yang
memikirkan kedepannya, terlepas dari semua perbedaan. Perjuangan akan ras
manusia yang sudah terlalu jauh dalam kebebasannya hidup di bola kecil diantara
milliaran benda angkasa yang tak terhitung.
Apa
yang patut di banggakan? Pada titik itu, kesadaran kemanusiaan terdalam akan
menuntun penuh dalam pemilahan kehidupan, pandangan, dan sikap dalam
berkehidupan. Berhentilah hidup di arena penuh spekulasi memuakkan.
Lalu jalin komunikasi
yang baik....
Tidak.... maksudnya
komunikasi yang sebenarnya, komunikasi yang melibatkan sisi sisi kemanusiaan
terdalam.