BAB 9 PANAH WAKTU
Awalnya
kita menganggap waktu itu mutlak secara khas. Namun teori itu telah kita
tinggalkan. Jadi waktu menjadi konsep lebih pribadi dan relatif terhadap
pengamat yang mengukurnya. Ketika kita ingin mempersatukan gravitasi dan
mekanika kuantum, haruslah dihadirkan gagsan waktu “khayal”. Waktu khayal tak
bisa dibedakan dengan arah dalam ruang. Dalam waktu “nyata” terdapat perbedaan
besar antara arah maju dan mundur seperti yang kita ketahui bersama. Nmaun
dalam waktu “khayal” tak ada perbedaan penting antara arah maju dan mundur.
Darimana
perbedaan antara masa lalu dan masa depan itu datang? Mengapa kita mengingat
masa lalu tapi tak mengingat masa depan? Kita tak akan bisa mengamati dalam
kehidupan sehari-hari seperti film yang dapat diputar maju mundur. Penjelasan
yang biasa diberikan mengenai kenapa kita tak melihat pengunduran adalah karena
`hal demikian dilarang oleh hukum termodinamika.
Hukum kedua termodinamika
mengatakan bahwa ketidakteraturan/entropi
selalu meningkat seiring waktu. Gelas utuh dalam keadaan sangat teratur,
semestara gelas pecah dilanati dalam keadaan tak teratur. Gelas di atas meja
pada masa lalu bisa menjadi gelas pecah di lantai pada masa depan, tapi tidak
bisa sebaliknya. Jadi ketidakteraturan potongan akan mungkin meningkat seiring
waktu jika kondisi awal potongan-potongan adalah sangat teratur. Tapi anggaplah
Tuhan memutuskan bahwa alam semesta harus berakhir dalam keadaan sangat teratur
dan tak penting dalam keadaan apa alam semesta bermula.
Makhluk-makhluk
seperti kita bakal punya panah waktu psikologis yang terbalik. Artinya, mereka
bakal mengingat peristiwa-peristiwa masa depan, dan tak mengingat peristiwa
masa lalu. Namun menjelaskan otak sangat rumit, sehingga om Hawking hanya
membahas panah waktu memori komputer yang sedikit lebih mudah dijabarkan namun
tetap pada esensinya. Rasa subjektif arah waktu, panah waktu psikologis,
ditentukan dalam otak oleh panah waktu termodinamika. Seperti komputer, kita
harus mengingat hal-hal sesuai urutan meningkatnya entropi.
Tapi
mengapa harus ada panah waktu termodinamika? Atau mengapa alam semesta harus
berada dalam keadaan keteraturan tinggi pada satu ujung waktu, ujung yang kita
sebut ujung masa lalu? Mengapa alam semesta tak berada dalam keadaan serba tak
teratur setiap waktu? Mungkin memikirkan apa yang terjadi kalau alam semesta
mulai menyusut itu hanya urusan akademis, karena alam semesta tak akan mulai
menyusut sampi sekurang-kurangnya sepuluh miliar tahun lagi. Tapi ada cara yang
lebih cepat untuk mencari tahu apa yang akan terjadi, dengan melompat ke dalam
lubang hitam. Keruntuhan bintang yang menyebabkan lubang hitam sangat mirip
dengan tahap-tahap akhir keruntuhan seluruh alam semesta. Namun itu hampir
tidak mungkin dilakukan.
Awalnya
dikira, setelah sejauh ini, orang pada fase penyusutan bakal menjalani hidup
secara terbalik. Mereka bakal mati sebelum lahir dan makin muda selagi alam
semesta menyusut. Namun tenryata itu keliru. Kondisi tanpa perbatasan
menyiratkan bahwa ketidakteraturan bakal terus meningkat selama penyusutan.
Arah panah waktu termodinamika dan psikologis tak bakal berbalik ketika alam
semesta mulai menyusut kembali, ataupun di lubang hitam.
Alam
semesta harus mengembang dengan laju mendekati laju kritis untuk menghindari
keruntuhan kembali, sehingga tak akan menyusut untuk waktu yang lama. Pada waktu
itu semua bintang telah habis bahan bakarnya dan proton serta neutron dalam
bintang sudah meluruh menjadi zat cahaya dan radiasi.
Panah
termodinamika yang kuat diperlukan agar kehidupan cerdas bisa beroperasi. Agar bisa
hidup, manusia harus makan makanan yang merupakan bentuk energi teratur, dan
mengubah makanan menjadi panas yang merupakan bentuk energi tak teratur. Jadi,
kehidupan cerdas tak dapat ada di fase penyusutan alam semesta dan kehidupan
cerdas hanya terjadi di fase pengembangan.
Hukum-hukum
sains tak membedakan antara arah waktu maju dan mundur. Tapi setidaknya ada
tiga panah waktu yang membedakan masa lalu dan masa depan. Ketiganya adalah
panah termodinamika, arah waktu yang menunjukkan peningkatan ketidakteraturan,
panah psikologis adalah arah waktu yang menyebabkan kita ingat masa lalu tapi
tak ingat masa depan, dan panah kosmologis yaitu arah waktu yang menunjukkan
alam semesta mengembang, bukan menyusut.
Jika
pembaca buku ini, katanya, mampu mengingat tiap kata di buku ini, ingatan kita
akan merekam sekitar dua juta potong informasi (keteraturan dalam otak akan
meningkat sekitar dua juta unit). Namun selagi membaca buku ini, kita akan
mengubah setidaknya seribu kalori energi teratur, dalam bentuk makanan menjadi
energi tak teratur dalam bentuk panas yang dilepas ke udara sekitar kita
melalui konveksi keringat. Itu akan meningkatkan ketidakteraturan alam semesta
sekitar dua ouluh juta juta (dengan
sepuluh juta juta juta kali peningkatan keteraturan dalam otak). Dan itu
terjadi kalau kita mampu mengingat semua isi buku ini.
BAB 10 LUBANG
CACING DAN PERJALANAN MENEMBUS WAKTU
Bisakah
kita bepergian ke masa depan atau masa lalu? Menurut relativitas, tak ada yang
bisa bergerak lebih cepat dari cahaya. Jika kirim pesawat antariksa ke bintang
tetangga terdekat, Alpha Centauri, yang kira-kira empat tahun cahaya jaraknya
dari kita, dibutuhkan secepat-cepatnya delapan tahun sampai kita dapat
menyambut kembali orang-orang yang pergi kesana untuk menceritakan apa yang
ditemukan. Jika ekspedisinya bertujuan menuju pusat galaksi kita, diperlukan
setidaknya seratus ribu tahun perjalanan pulang pergi. Itupun jika kita
berangkat dengan kecepatan cahaya atau sedikit dibawah itu.
Relativitas
memberi jalan keluar untuk itu yang disebut paradoks kembar. Mungkin ruang-waktu
bisa dilengkungkan sehingga ada jalan pintas antara A dan B. Salah satu caranya
adalah membuat lubang cacing
(wormhole) antara A dan B. Seperti dikesankan namanya, lubang cacing adalah
tabung tipis ruang-waktu yang bisa menghubungkan dua daerah hampir rata dan
berjauhan.
Pada
1935, Einstein dan Nathan Rosen menulis makalah yang menunjukkan bahwa
relativitas umum memperkenankan apa yang disebut “jembatan”, tapi sekarang
dikenal dengan lubang cacing. Jembatan Einstein-Rosen tak bertahan cukup lama
untuk bisa dilewati pesawat antariksa. Pesawat bakal bertemu singularitas
selagi lubang cacing menyempit. Tapi diusulkan bahwa peradaban yang maju
mungkin bisa menjaga lubang cacing tetap terbuka. Untuk melakukan itu, atau
melengkungkan ruang-waktu dengan cara yang lain agar memungkinkan menembus
waktu. Bisa ditunjukkan bahwa yang diperlukan adalah daerah ruang-waktu dengan
kelengkungan negatif.
Selagi
kita masih dan makin maju dalam sains dan teknologi, kita kelak bakal bisa
membuat mesin waktu. Tapi jika benar itu bisa terjadi, mengapa belum ada orang
yang datang dari masa depan dan memberitahu kita cara membuatnya? Beberapa orang
mungkin mengatakan bahwa kunjungan UFO adalah bukti kita dikunjungi oleh
makhluk luar angkasa atau orang dari masa depan. Namun menurut Om Hawking,
mengapa para UFO itu hanya menunjukkan diri kepada orang-orang yang tak
dianggap saksi yang bisa dipercaya? Jika mereka mencoba memperingati kita akan
adanya bahaya besar, mereka kurang efektif.
Anggaplah
kita bisa ke masa lalu dan membunuh kakek moyang kita selagi dia masih
anak-anak. Ada banyak versi paradoks untuk itu, tapi intinya sama, bahwa bakal
ada kontradiksi bila masa lalu bebas diubah. Paradoks pertama ialah Pendekatan sejarah konsisten yang
berarti kita tidak dapat menunjukkan bahwa kita sudah kembali ke masa lalu, dan
selagi berada disana, kita tak bisa membunuh kakek moyang dan tidak boleh, atau
melakukan tindakan apapun yang bertentangan dengan masa kini. Artinya, kita tak
punya kehendak bebas untuk berbuat semaunya. Paradoks kedua ialah Hipotesis sejarah alternatif yang
intinya ketika para penjelajah waktu kembali ke masa lalu, mereka memasuki
sejarah laternatif yang berbeda dari sejarah yang tercatat. Jadi mereka bisa
bertindak bebas tanpa dibatasi konsistensi terhadap sejarah sebelumnya. Richard
Feynman menyampaikan dalam penjelasannya mengenai teori kuantum bahwa alam
semesta tak hanya punya satu sejarah, namun alam semesta mengalami semua
sejarah yang mungkin, masing-masing dengan peluang sendiri.
BAB 11 UNFISIKASI
FISIKA
Sukar
sekali membangun teori terpadu lengkap yang mencakup seluruh alam semesta
sekaligus. Pencarian teori itu dikenal dengan sebutan “unfisikasi fisika”. Dalam
upaya itu yang dijelaskan sangat rumit dalam bab ini, muncullah usaha-usaha
dengan gagasan tambahan seperti adanya supergravitasi, superzarah, teori dawai,
dll. Namun teori dawai nampaknya punya masalah besar karena hanya konsisten
jika ruang-waktu punya sepuluh atau dua puluh enam dimensi, bukan hanya empat!!
Itu sangat luarbiasa sulit dipahami dan dibayangkan. Membayangkat empat dimensi
saja sudah ribet.
Orang
orang yang mencari teori itu namun belum berhaasil. Tapi saya percaya mungkin
tidak ada satu perumusan tunggal teori dasar sebagaimana, seperti Godel
tunjukkan, bahwa aritmatika dapat dirumuskan dalam satu set aksioma. Mungkin lebih
mirip dengan peta. Kita tak bisa menggunakan satu peta untuk menjabarkan
permukaan bumi, diperlukan setidaknya beberapa peta dan cincin agar semua titik
di permukaan bisa terpetakan. Tiap peta hanya berlaku di daerah terbatas. Kumpulan
peta menyediakan penjelasan lengkap atas permukaan. Seluruh perumusan dapat
dianggap satu teori terpadu yang lengkap, walau tak dapat dinyatakan dalam satu
set postulat.
Tapi
benarkah bisa ada satu teori terpadu? Atau kita hanya mengejar ilusi? Tampaknya
ada tiga kemungkinan.
- Benar-benar ada teori terpadu lengkap yang akan kita temukan kelak
- Tak ada teori pamungkas, hanya ada serangkaian teori yang tak habis-habis yang menjelaskan alam semesta semakin lama semakin akurat.
- Tak ada teori mengenai alam semesta, peristiwa-peristiwa hanya bisa diprediksi sampai batas tertentu dan terjadi secara acak serta semaunya.
Beberapa
orang mendukung kemungkinan ketiga kerena menurut mereka, apabila ada set hukum
lengkap, maka kebebasan Tuhan untuk berubah pikiran dan mengintervensi dunia
jadi terbatas.. mirip paradoks lama: karena tidak ada yang tidak mungkin, maka bisakah
Tuhan membuat batu yang sangat berat sehingga Dia sendiri tak bisa mengangkat
batu itu?
Newton,
seorang terdidik bisa saja memahami keseluruhan pengetahuan manusia, setidaknya
secara garis besar. Tapi sesudah laju perkembangan sains membuat pemahaman
seperti itu mustahil dicapai. Karena beberapa hal selalu diubah untuk
menjelaskan pengamatan baru. Teori-teori tak pernah diresapi dengan baik atau
disederhanakan supaya orang biasa bisa mengerti. Untuk memahaminya, orang
terlebih dahulu harus jadi spesialis, dan kalau kita jadi spesialispun kita
hanya bisa memahami sebagian kecil teori. Selain itu, laju kemajuan sains
sangat cepat dan pesat sehingga yang dipelajari di sekolah atau universitas
selalu agak ketinggalan. Hanya segelintir orang yang bisa mengikuti kemajuan
garis terdepan pengetahuan, dan mereka harus mencurahkan seluruh waktunya untuk
menjadi spesialis di bidang yang sempit.
Kalaupun
nanti, jika teori terpadu ditemukan, kiranya tinggal menunggu waktu sampai
teori itu dicerna dan disederhanakan seperti relativitas yang membutuhkan beberapa
puluh tahun sampai bisa dipahami banyak orang dan di ajarkan disekolah,
walaupun hanya garis besar. Maka kemudian kita semua bisa mengerti hukum-hukum
yang mengatur alam semesta dan bertanggung jawab atas keberadaan kita.
Sampai
sekarang, menurut Om Hawking, sebagian besar ilmuwan terlalu sibuk dengan
mengembangkan teori-teori baru yang menjabarkan seperti apa alam semesta sehingga tak sempat bertanya mengapa. Para filsuf, belum sekarang belum mampu menyusul kemajuan
teori-teori sains. Walaupun awal sains dan induk pengetahuan adalah bagian
filsafat, namun setelah abat sembilan belas dan dua puluhsains menjadi terlalu
teknis dan matematis bagi filsuf dan semua orang. Para filsuf pun mulai
mempersempit bidang mereka, sampai-sampai Wittgenstein, filsuf paling terkenal
abad keduapuluh berkata “satu-satunya tugas yang tersisa bagi filsafat adalah
analisis bahasa”. Mengenaskan sekali penurunan ini dibanding tradisi filsafat
sejak aristoteles sampai Kant!. Kata om Hawking.
Jika kita menemukan
jawaban hukum alam semesta menyeluruh, itulah kemenangan pamungkas nalar
manusia, karena itu artinya kita telah mengetahui ISI PIKIRAN TUHAN.