Siapa yang tidak mengenal sosok Stephen Hawking. ia adalah tokoh besar fisika di zaman ini, walaupun mengidap sebuah penyakit yang melumpuhkan seluruh fungsi motorik tubuhnya, namun nalarnya yang tetap berfungsi berhasil mendekatkan kita pada sebuha pertanyaan besar umat manusia melalui pendakatan fisika
Maaf
Om Stephen Hawking bukan maksud mau merangkum buku ini karena itu akan sangat
luarbiasa sulit bagi saya. Tapi hanya mencoba menangkap insight
sebanyak-banyaknya dalam mahakarya buku ini. Salam dari satu butir debu di
padang pasir.
Di
awal buku ini, Mr.Hawking tidak pernah sombong dengan pendekatan fisika. Ia
tetap meyatakan peran filsafat dan tokoh-tokohnya yang saling bahu membahu
membuat pemahaman sejauh ini sampai sekarang.
Kita
mendapati diri kita dalam dunia yang membingungkan. Dimana sejak manusia awal
hingga kini, kita selalu akan masuk kepusaran pertanyaan “Apa?” dan pada titik
lebih jauh lagi “Mengapa?”. Kita selalu ingin mengerti apa yang kita lihat
disekitar kita dan bertanya. Pertanyaan penting dalam fisika ialah: apa hakikat
alam semesta? Seperti apa tempat kita? Darimana datangnya tempat itu ? dari
mana kita berasal? Mengapa seperti ini? Mengapa kita ada dan apa tujuan serta
tugas kita?
buku ini menjabarkan sejauh mana Fisika berkembang untuk pertanyaan diatas yang terdiri dari 11 BAB penjelasan, dan 1 BAB kesimpulan
BAB I GAMBARAN ALAM SEMESTA
Fisika
sejauh ini sudah sangat dalam membahas fenomena dunia bahkan semesta kita,
namun masih jauh dan belum mampu menjawab pertanyaan diatas. Teori teori yang
lahir belum mampu menjelaskan semuanya, namun hanya sebagian. Om Hawking
mengatakan bahwa mimpinya dan mimpi fisika adalah menemukan teori tunggal yang mampu menjelaskan
semuanya. Artinya teori akhir itu dapat menjawab pertanyaan kita. Penemuan
teori lengkap/ teori tunggal itu bisa jadi membantu kelestarian spesies kita.
Bahkan mungkin tak memengaruhi gaya hidup kita. Tapi sejak fajar peradaban,
manusia tak pernah puas melihat peritiwa-peristiwa yang tak saling terhubung
dan tak terjelaskan. Kita menginginkan pemahaman atas keteraturan yang
mendasari dunia. Hari ini kita masih ingin tahu mengapa kita ada disini dan
dari mana kita datang. Hasrat terdalam umat manusia untuk mencari pengetahuan adalah
alasan kuat untuk melanjutkan pencarian. Dan tujuan kita adalah penjelasan
lengkap atas alam semesta yang kita diami.
Menurut
kosmologi awal dan agama Yahudi/Kristen/Islam, alam semesta bermula pada satu
saat tertentu. Argumen yang mendukung adanya awal mula alam semesta adalah
perasaan bahwa diperlukannya “penyebab
pertama” (First Cause) untuk menjelaskan keberadaan alam semesta. Dipihak
lain Aristoteles dan sebagian besar filsuf Yunani lain tak menyukai gagasan
penciptaan karena terlalu berbau campur tangan Ilahi. Mereka percaya bahwa umat
manusia dan dunia disekitarnya sudah selalu ada dan bakal terus ada
selama-lamanya. Orang lain yang setuju dengan argumen itu memberi jawaban bahwa
telah terjadi banjir besar atau bencana lain yang berkali-kali mengembalikan
manusia ke keadaan awal. Mungkin seperti cerita Nabi Nuh dengan perahunya yang
melegenda. St. Agustinus ketika ditanya “apa yang Tuhan lakukan sebelum Dia
menciptakan alam semesta?” Agustinus menjawab “Dia mempersiapkan neraka untuk
orang-orang yang bertanya seperti itu”. Ia menambahkan bahwa waktu adalah
bagian alam semesta yang Tuhan ciptakan, dan waktu tidak ada sebelum permulaan
alam semesta.
Beberapa
orang merasa bahwa sains seharusnya hanya membahas bagian permulaan. Mereka
menganggap persialan keadaan awal adalah urusan metafisika atau agama artinya
Tuhan yang Mahakuasa dapat memulai alam semesta dengan cara apapun yang Dia
mau. Boleh jadi demikian, tapi kalau begitu Dia dapat membuat alam semesta
berkembang semau Dia. Namun tampaknya Dia memilih alam semesta berkembang
secara sangat teratur mengikuti hukum-hukum tertentu. Berarti masuk akal juga
kalau diduga bahwa ada hukum-hukum yang mengatur keadaan awal.
Tapi
pada 1992, Edwin Hubble mendapat
pengamatan penting bahwa galaksi-galaksi yang lain bergerak menjauhi kita.
Dengan kata lain alam semesta ini mengembang. Artinya pada masa lalu segala
benda kiranya berada lebih dekat satu sama lain. Malah tampaknya ada suatu
waktu sekitar dua puluh miliar tahun bisa jadi ada keadaan kerapatan tak
terhingga dan memberi kesan adanya “Ledakan
Besar”. Namun dapat dibayangkan juga Tuhan
menciptakan alam semesta pada saat ledakan besar atauh bahkan sesudahnya
sedemikian rupa sehingga terkesan seolah ada ledakan besar.
Untuk
menjabarkan semuanya, manusia membuat teori sesuai model pengamatan kita. TEORI hanya ada dalam akal budi kita
dan tak punya realitas lain. Suatu teori dianggap bagus jika memenuhi dua
syarat yaitu teori harus secara akurat menjabarkan sekelompok besar pengamatan
dan teori itu harus membuat prediksi tertentu mengenai hasil pengamatan pada
masa depan. Semua teori bersifat sementara, dalam arti hanya hipotesis yang
tidak bisa dibuktikan kebenarannya.
Hari
ini para ilmuwan menjabarkan alam semesta berdasarkan dua teori dasar. Pertama,
Teori Relativitas yang menjabarkan
struktur skala besar alam semesta hingga skala satu juta juta (dua puluh empat
nol sesudahnya) mil yang mampu diamati. Kedua, Mekanika Kuantum yang membahas fenomena diskala luarbiasa kecil
hingga satu per sejuta juta inci. Namun sayangnya kedua teori ini diketahui tak
konsisten satu sama lain (artinya tak mungkin benar keduanya). Makanya
pencarian hari ini menemukan teori tunggal.
BAB 2 RUANG DAN
WAKTU
Sebelum
Galileo dan Newton, orang percaya kepada gagasan Aristoteles bahwa keadaan alami
suatu benda adalah diam dan hanya bergerak kalau didorong suatu gaya. Jadi
benda lebih berat memiliki gaya tarik lebih besar ke bumi dibanding benda yang
lebih ringan. Aristoteles berpendapat bahwa semua hukum yang mengatur alam
semesta bisa dipelajari dengan pemikiran saja. Namun setelah Galileo melakukan
percobaan, dia menunjukkan bahwa tiap
benda mengalami pertambahan kecepatan (percepatan) yang sama, tak peduli
seberapapun beratnya. Contohnya bola yang dijatuhkan dari gedung tinggi
akan mengalami kecepatan sekitar 1meter/detik, 2m/dtk, 3m/dtk dst. Tentu saja
bola besi ini akan jatuh lebih cepat dari pada bul, tapi itu karena jatuhnya
bulu diperlambat oleh tahanan udara.
Gagasan
Newton dinyatakan tersurat dalam Principia
Mathematica yang terbit pada 1687. HN1
: “Jika
resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka benda yang diam akan tetap
diam dan benda yang bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap”.
Artinya benda yang diam akan mempertahankan kediamannya, benda bergerak akan
mempertahankan kecepatannya. Contoh yang paling baik adalah saat mengendarai
motor. Pada waktu kita diam diatas motor kemudian seketika menaikkan gas dengan
cepat, maka badan akan cenderung mempertahankan kediamannya, sebagai akibatnya
badan akan seolah terdorong kebelakang. Sebaliknya, ketika motor dalam
kecepatan tinggi dan secara tiba-tiba di rem, motor dan badan tidak akan
seketika itu berhenti namun seolah terdorong kedepan karena badan dan motor
berusaha mempertahankan kecepatan geraknya. . jika tidak ada gaya total yang bekerja
pada sebuah benda, maka benda tersebut akan tetap diam, atau jika sedang
bergerak, akan bergerak lurus beraturan (kecepatan konstan). HN2 : "Percepatan sebuah
benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding
terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang
bekerja padanya.". Ketika benda dipengaruhi gaya maka benda akan
mengalami percepatan atau perubahan kecepatan sebanding dengan gaya yang
memengaruhi. Sederhananya , Suatu gaya total yang diberikan pada sebuah benda
mungkin menyebabkan lajunya bertambah. Akan tetapi, jika gaya total nya itu
mempunyai arah yang berlawanan dengan gerak benda, gaya tersebut akan
memperkecil laju benda. Jika arah gaya total yang bekerja berbeda arah dengan
arah gerak benda, maka arah kecepatannya akan berubah (dan mungkin besarnya
juga). Karena perubahan laju atau kecepatan merupakan percepatan, berarti dapat
dikatakan bahwa gaya total dapat menyebabkan percepatan. HN3 : "Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua,
benda kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah
terhadap benda pertama." Maksudnya Hukum ke tiga newton ini
kadang dinyatakan sebagai hukum aksi-reaksi, “untuk setiap aksi ada reaksi yang
sama dan berlawanan arah”. sangat penting untuk mengingat bahwa gaya “aksi” dan
gaya “reaksi” bekerja pada benda yang berbeda.
Jika
kita bermain pingpong diatas kereta, bolanya mematuhi hukum newton sama seperti
bermain di meja disamping rel. Jadi tidak ada cara untuk mengetahui apakah yang
bergerak itu kereta api atau bumi. Ketiadaan
acuan diam yang mutlak berarti
kita tak bisa memastikan apakah dua peristiwa yang terjadi pada waktu berbeda
terjadi di posisi yang sama dalam ruang. Contoh, anggaplah bola pingpong di
kereta api melambung naik lalu turun, memantul di meja dua kali dititik yang
sama dengan jarak dua detik antara kedua pantulan. Bagi orang di pinggir rel
kereta, keduapantulan tampak terpisah jarak sekitar 40meter, karena kerta api
sudah berjalan sejauh itu antara dua pantulan. Sedangkan posisi di dalam rel
menganggap bola tetap memantul dalam posisi ruang yang sama. Namun tak ada
alasan posisi yang satu harus dianggap lebih tepat dijadikan acuan daripada
yang lain. Newton khawatir dengan ketiadaan posisi mutlak, atau yang disebut
ruang mutlak (absolute space), karena tidak cocok dengan gagasannya mengenai
Tuhan yang mutlak. Dia malah menolak menerima ketiadaan ruang mutlak walau
hukumnya sendiri mengatakan demikian. Di sisi yang lain, Aristoteles dan Newton
sama sama percaya akan adanya waktu mutlak. Artinya mereka percaya bahwa kita
bisa mengukur jangka waktu antara dua peristiwa dengan tepat, dan jangka waktu
itu akan selalu sama, tidak peduli siapa mengukurnya, asalkan menggunakan
arloji yang bagus.
Kenyataan
cahaya bergerak dengan kecepatan tertentu yang amat tinggi pertama kali
ditemukan pada 1676 oleh ahli astronomi Denmark, Christensen Roemer. Setelah mengamati gerak planet Jupiter, Bumi
juga bulan, ia menyimpulkan bahwa cahaya bergerak pada kecepatan tertentu. Tapi
pengukuran Roemer terhadap variasi jarak bumi ke jupiter kurang akurat. Dia
mengemukakan bahwa kecepatan cahaya adalah
140.000 mil/dtk (225.300 km/dtk), berbeda dengan nilai modern kecepatan cahaya
saat ini kita ketahui yakni 186.000 mil/dtk (300.000 km/dtk). Namun prestasi
Roemer bukan hanya dalam membuktikan cahaya bergerak dengan kecepatan tertentu,
melainkan juga dalam mengukur kecepatan itu. Ini memang sangat luarbiasa karena
dilakukan sebelas tahun sebelum penerbitan Principia Mathematica karya Newton.
Salah
satu tokoh besar yang sangat membantu pencarian fisika dalam memahami alam
semesta adalah Einstein.
Peryataannya yang paling terkenal ialah persamaan E = mc2 (dimana E
adalah energi, m adalah massa, dan c adalah kecepatan cahaya). Serta hukum
bahwa tidak ada yang bisa bergerak lebih cepat daripada kecepatan cahaya. Hanya
cahaya atau gelombang lain yang tak punya massa intrinsik yang bisa bergerak
pada kecepatan cahaya. Jika Newton mengatakan waktu dari cahaya ketika menempuh
perjalanan akan pasti oleh pengamat manapun (karena waktu bersifat mutlak),
sedangkan jarak yang ditempuh bagi pengamat bisa berbeda-beda karena (memang
ruang tidak bersifat mutlak). Di pihak lain, dalam relativitas Einstein, tak
sepakat dalam hal jarak yang ditempuh cahaya, sehingga mereka pun jadi tak
sepakat dalam waktu yang diperlukan menempuh perjalanan. Sederhananya ialah
Waktu didapat dari jarak yang ditempuh – yang tak disepakati para pengamat – dibagi
kecepatan cahaya yang sepakati para pengamat). Dengan kata lain, Teori
Relativitas mengakhiri gagasan waktu mutlak!. Kelihatannya tiap pengamat punya
pengukuran waktu sendiri yang tidak mesti mencatat waktu yang sama. Berarti
pula tak ada pengukuran pengamat tertentu yang lebih benar daripada pengukuran
pengamat lain. Dalam pengertian ini, suatu
peristiwa adalah sesuatu yang terjadi di satu titik dalam ruang, pada saat
tertentu dalam waktu. Dalam teori relativitas, kita sekarang mendefinisikan
jarak dengan waktu dan kecepatan cahaya, sehingga secara otomoatis tiap
pengamat akan mengukur bahwa cahaya memiliki kecepatan yang selalu sama yaitu
satu meter = 0,000000003335640952 dtk. Kecepatan cahaya akhirnya digunakan
menjadi satuan ukuran baru yang lebih praktis dan dinamakan Detik Cahaya. Detik cahaya didefinisikan
sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam satu detik.
Jika
seberkas cahaya dipancarkan pada waktu tertentu di suatu titik pada ruang,
setelah satu per sejuta detik, cahaya akan menyebar membentuk bola dan
jari-jarinya 300m. Sesudah dua per sejuta detik, jari jari bola itu 600m, dan
seterusnya. Cahaya itu jadi seperti gelombang yang menyebar di permukaan kolam
ketika ada batu dicemplungkan yang terus membesar seiring waktu
Jika
matahari berhenti bersinar sekarang juga, kita bakal baru tahu sesudah delapan
menit waktu yang diperlukan cahaya matahari untuk mencapai kita. Kita tak tahu
apa yang terjadi pada saat ini ditempat-tempat yang terletak lebih jauh di alam
semesta. Cahaya yang kita lihat dari galaksi-galaksi yang sangat jauh hingga
jutaan tahun lalu. Dan dalam kasus benda paling jauh yang pernah berhasil kita
lihat adalah cahaya yang berangkat sekitar delapan miliar tahun lalu. Jadi, ketika kita memandang alam semesta, berarti
kita sedang memandang masa lalu.
Fakta
bahwa ruang bersifat melengkung berarti cahaya tak lagi bergerak menyusuri
garis lurus. Jadi, relativitas umum memprediksi bahwa cahaya bisa dilengkungkan
oleh medan gravitasi. Prediksi lain dari relativitas umum adalah bahwa waktu
harus tampak melambat dekat benda masif seperti bumi karena ada hubungan antara
energi cahaya dan frekuensinya (gelombang cahaya perdetik). Selagi cahaya
bergerak ke atas dalam medan gravitasi bumi, cahaya kehilangan energi sehingga
frekuensinya turun. Bagi orang yang berada di tempat sangat tinggi, kelihatannya
semua yang ada dibawah terjadi lebih lambat. Prediksi itu diuji tahun 1962, dan
didapati arloji di dasar yang lebih dekat dengan bumi berjalan lebih lambat,
cocok dengan relativitas umum. Anggap saja ada kembaran, yang satu hidup di
puncak gunung sementara kembarannya hidup di permukaan laut. Yang pertama akan
menua lebih dahulu. Dalam kasus ini, perbedaan umurnya kecil sekali. Beda
halnya jika salah seorang kembaran bepergian jauh dengan pesawat antariksa
dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Ketika dia kembali, dia bakal jauh
lebih muda daripada tetap tinggal di bumi.
BAB 3 ALAM SEMESTA
MENGEMBANG
Sekarang
kita tahu bahwa galaksi kita adalah satu dari beberapa ratus ribu galaksi yang
bisa dilihat menggunakan teropong modern, dan tiap galaksi berisi beberapa
ratus ribu juta bintang. Kita hidup di satu galaksi yang panjang garis
tengahnya sekitar seratus ribu tahun cahaya dan berotasi pelan-pelan. Jelaslah
bahwa kita sudah jauh dari gagasan Aristoteles dan ptolomeus yang memikirkan
bahwa bumi adalah pusat alam semesta.
Kita
tak bisa melihat ukuran atau bentuk bintang. Namun untuk sebagian besar
bintang, hanya satu ciri yang bisa kita amati, yaitu warna cahaya. Newton menemukan prisma yang dapat memecah cahaya
menjadi warna-warna penyusun (spektrum) seperti pada pelangi. Dan didapati
spektrum cahaya bintang berbeda-beda. Artinya, kita bisa tahu suatu bintang
dari spektrum cahayanya. Kita juga telah tahu bahwa tiap unsur kimia menyerap
warna-warna tertentu yang sangat khas, dengan mencocokkan pola penyerapan
dengan warna spektrum tertentu pada bintang, kita bisa mengetahui unsur-unsur
apa saja yang ada di atmosfer bintang.
Apa
yang di sebut Efek Doppler,
mengungkapkan bahwa panjang gelombang cahaya terbesar ada di ujung merah
spektrum sedangkan panjang gelombang terkecil di ujung biru. Jika sumber cahaya
menjauhi kita, panjang gelombang yang akan kita terima akan lebih besar. Begitu
pula sebaliknya jika mendekat gelombang akan mengecil. Berarti dalam kasus
cahaya bintang, bintang-bintang yang menjauhi kita spektrumnya akan bergeser
menuju merah (ingsutan merah) dan yang mendekat ke kita spektrumnya beringsut
ke biru.
Dan
sungguh mengejutkan ketika penelitian menemukan bahwa sebagian besar galaksi
mengalami ingsutan merah. Dengan
kata lain, galaksi lain bergerak menjauh dari kita. Yang lebih mengejutkan
bahwa ingsutan merah galaksi lain ternyata tidak acak, namun sebanding dengan
jarak dari galaksi kita. Dan berarti galaksi lain menjauh dengan kecepatan yang
terus meningkat. Alam semesta ini tidak
statis, tetapi terus mengembang.
Timbullah
pertanyaan, akankah alam semesta kelak berhenti mengembang dan mulai menyusut?
Ataukah akam semesta akan mengembang terus? Bukti yang ada sekarang memberi
kesan bahwa alam semesta barangkali akan mengembang selamanya, tapi yang bisa
kita pastikan, kalaupun alam semesta menyusut kembali ke nol akan memankan
waktu sekitar sepuluh miliar tahun lagi. Hal itu tidak akan membuat kita
khawatir karena disaat itu umat manusia sudah lama punah bersama matahari kita
dalam tatasurya.
LANJUT Part 2
LANJUT Part 2
terimakasih atas ilmunya. ijin save
BalasHapusTerimakasih infonya menarik
BalasHapusSemoga bahagia prof. Stephen Hawking
BalasHapusTerimakasih
BalasHapus5 ways to make money from casino games - WorkToday
BalasHapus› projects › 2021-10-30- › projects 메리트카지노 › 2021-10-30- Jun 30, 2021 — Jun 30, 2021 If you're a professional gambler, you will enjoy a variety of things: free casino games. But what's the best way to make 인카지노 a living from a งานออนไลน์ casino game?