Saya
berada dititik kebingungan ketika ditanyakan, apa yang telah saya lakukan
sebagai kaum muda dalam melestarikan kebudayaan daerah? Sementara bahasanya
saja saya mulai jarang gunakan, kita mulai jarang gunakan, khususnya di
perkotaaan. Ada realita yang kurang tepat pada mayoritas masyarakat di kota
Makassar, dimana berbahasa daerah dianggap hal yang kampungan. Bahasa nenek yang
mulai memudar.
Kita
boleh katakan acara “Budaya ta” yang diadakan oleh organisasi IKAMI SulSel
Cab.Malang adalah bentuk kegiatan dalam upaya melestarikan dan memperkenalkan
budaya Sulawesi Selatan. Tapi sosok besar dalam esensi itu adalah mereka, para
pemusik, yang di datangkan langsung dari Sulawesi. Mereka adalah tokoh-tokoh
pejuang yang sebenarnya.
Perkenalkan
saudara saya, k’Palem, k’Awha, k’Lumut, k’Sulo, k’Upong. Mereka adalah kelompok
musik daerah yang mengatas namakan diri sebagai “Pa’rasanganta Project”. Mereka
telah kaya akan jam terbang dalam hal melestarikan musik daerah di Sulawesi. Alat
berupa gendang, parappasa, pui-pui, suling bambu, katto-katto merupakan senjata
utama mereka. Namun tak melupakan sisi perkembangan zaman dan selalu
mengkombain alat khas itu dengan alat lain seperti jimbe, biola, gitar, dll.
Idealis
kelompok menuntun mereka pada karya-karya dan penampilan yang penuh
penghayatan. Mereka bahkan berani menolak di ajak bermain ketika didalamnya
terselip kepentingan-kepentingan politik yang bisa saja merusak kemurnian
mereka dalam berkarya. Tak hanya hebat dalam bermain musik, mereka juga hebat
dalam hal wawasan umum. Itu menjadi hal yang sangat menyenangkan dalam
perbincangan kami di sela-sela malam kota Malang.
Suatu
saat ketika saya balik lagi ke kota tercinta, Makassar, jangan lupakan saya. Saya
banyak butuh bimbingan, saya banyak butuh teman, saya banyak butuh suasana
sesuai di makassar, dan sepertinya kakak kakak punya semua itu. Perbincangan kita
mengenai perbandingan iklim seni di Makassar yang tak terpetakan dengan baik
karena berbagai sudut pandang, terkhusus karena mayoritas sosok tua kurang
begitu memandang seni sebagai hal yang indah dan patut di perjuangkan, sedikit
jauh jika dibanding kota Malang.
Namun
perjuangan ini tidak berhenti disini, memang berat, namun selama melakukan
walaupun kecil setidaknya kita bisa membuat sebuah perubahan. Beberapa dari
kaum muda memang sudah seharusnya ada yang memikirkan hal ini. Mengingat seni
adalah bentukan lain dari hati yang melampiaskan perasaan dan fikiran, maka seni
adalah bagian dari manusia.
Salam
dari saudara di Malang. Midi, nama saxo saya, katanya tidak sabar mau main bareng. Midi juga sedih tidak sempat foto bareng sama kalian. hahaha...
seru banget yah kak
BalasHapusberita tentang korupsi