Selasa, 07 Oktober 2014

SEPUCUK SURAT, UNTUK BUNGA

                                                                                                                                                                Malang, 8 Oktober 2014


Untuk BUNGA



Adakah sirat yang kau rasakan Bunga?Bahwa prosesku belajar dan beraktivitas disini sengaja kubuat padat untuk perlahan-lahan mengikis bayanganmu. Ini memang terasa sulit dan berat. Aku merasa kasihan melihat kita yang muda terus terbelenggu oleh arus lingkaran perasaan yang terpenjara, menyebabkan kita masing-masing banyak terhambat untuk belajar dan berkarya.

Apa bedanya ketika dahulu kita saling menjaga janji, dan kau ternyata tetap berhubungan dengannya? Dengan engkau  yang  sekarang datang tiba-tiba memelukku kembali pada pusaran arus ini ketika kau sumpahkan membuangku lalu menggantinya dengan yang lain? Menyanyikan pertanyaan basa basi tentang kabar,  seolah tidak pernah terjadi apa-apa diantara kita.

Media ini menambah simpul-simpul mati, mengikat rasionalku untuk tidak keluar dari rongga perasaan. Suara-suara merdu  yang kita rekam bersama, foto-foto abadi berbagai latar, juga surat kabar elektronik yang melampirkan kabar aktivitas harianmu.

Banggaku tetap terpampang manis didepan rasa semua ini,  ketika nasihat yang kusabdakan padamu kau imani untuk memberi warna nada pada jari-jari manismu sayang.

Rasa ketakutan akan konsep berpacaran dizaman ini sebenarnya telah meracuni ragaku.  Aku tidak bias menemuimu dan jalan bersama sana sini setiap saat, kadang lupa mengkramatkan tanggal tertentu,  tidak mampu membeli hadiah kecil di acara yang kita anggap sakral, mungkin harus terlihat sempurna di depan keluarga mu, ataukah tunduk pada perjanjian ketika yang satu menyatakan dan  yang satunya menerima.

Saat ini yang  harus kita tanamkan hanyalah saling menyemangati, saling belajar, saling menasehati,  saling memberi senyuman di saat jatuh, dan pastikan kita saling percaya. Semoga suatu saat nanti aku dengan yang  lain, kita bisa melukis konsep kita sendiri tanpa menerima kritik  yang  akan menjatuhkan kita kedepannya dari suara bising disekitar.

Aku mohon  pada mu Bunga… penuhilah dua syarat menderingkan handphoneku,  pertama beritahu kepada pasangan hidupmu sebagai izin kau ingin menghubungiku, dan kedua jangan biarkan ada harapan-harapan kecil dan pemicu rasa-rasa terselip di setiap komunikasi  yang  mulai kau bangun diantara kita. Ketika dua syarat dari perihal perjanjian ini terabaikan  MAKA BIARKAN AKU 
MENYELAMI DUNIA BARUKU DAN AMINKANLAH SETIAP DENYUT NAFASKU



MAAF KU TAK MENGINDAHKAN TULISANKU, BUKAN MAKSUD DARI KESEMPURNAAN FISIKMU, TAPI BENTUK KECIL DARI SOSOK KESEDERHANAANKU






(  M  I  K  I  )

 
biz.