Sabtu, 02 Januari 2016

Masihkan?






Sudah selayaknyalah manusia-manusia memasuki sebuah zeitgeist yang rumit dalam jalur panjang peradaban. Manusia harus dituntun menuju kesadaran bahwa kita telah hampi berada di ujung perjalanan panjang umur bumi. Sudah sepantasnya Psikologi dan ilmu sosial lainnya mampu menjembatani bidang keilmuan dan masyarakat melahirkan pandangan baru, kesadaran baru bahwa kita tidak boleh terjebak kepada hal-hal kedengkian, kerakusan, kemunafikan. Anak-anak generasi baru harus  penuh dengan imajinasi perdamaian dan pembangunan kembali konsep realitas baru. Mereka harus diminimalisirkan oleh pandangan mengecewakan yang sudah mulai menjauh dari jalur kebajikan yang hakiki.

Mayoritas manusia dan sistemnya semakin dan rasanya tetap tidak masuk akal.  Lalu tugas kita adalah memperkuat diri, lalu merancang strategi menuju pertempuran. Pertempuran yang absurd dan ambigu, pertempuran melawan diri sendiri dari kemalasan, kebodohan, keterpenjaraan, kesenangan semu, menuju kesadaran penuh atas seluruhnya. Kemudian memperkuat komunikasi dan ikatan batin yang sebenarnya, membuat kelompok kecil yang memikirkan kedepannya, terlepas dari semua perbedaan. Perjuangan akan ras manusia yang sudah terlalu jauh dalam kebebasannya hidup di bola kecil diantara milliaran benda angkasa yang tak terhitung.

Apa yang patut di banggakan? Pada titik itu, kesadaran kemanusiaan terdalam akan menuntun penuh dalam pemilahan kehidupan, pandangan, dan sikap dalam berkehidupan. Berhentilah hidup di arena penuh spekulasi memuakkan.

Lalu jalin komunikasi yang baik....
Tidak.... maksudnya komunikasi yang sebenarnya, komunikasi yang melibatkan sisi sisi kemanusiaan terdalam.


 
biz.