Sabtu, 03 Oktober 2015

SUNYI

Suatu malam aku diserang segerombolan fikiran pada jam sempit sebuah refleksi. Baru kusadari mereka adalah "Aku yang dulu" telah berhasil menemukan kunci penjara yang baru pula kusadari menjadi beban selama ini. Ia merasuki diriku, menggerogoti rasaku, merampas malam ku. Kemudian imajiner imajiner muncul menasehati diriku, mencoba menuntun diriku. Siapa diriku sekarang ini? Aku dengan penuh sesal mulai tersendak haru. Aku betul betul di ambang jurang ketakutan. Aku coba kembali ke sekarang, menggesek diri pada hari hari seperti biasa, namun aku semakin sulit bernafas, "Aku tidak mau dipenjarakan lagi" kata Aku pada ku. Aku butuh pelukan sekarang. Hutan ini begitu lebat menutupi cahaya tempat Aku tersesat di penjarakan. Pohon mulai bersuara, "jangan nangis manja! Hanya bernafas kemudian mati" 

Tuhan yang baik, menuntun aku ke Aku yang dulu. Bisikannya halus penuh kasih sayang. Dia masuk melalui apa saja dalam kacamata rasa. Menyadarkanku dari koma. "Jangan takut sayang, lihatlah aku tidak pernah meninggalkanmu walau sekejap. Sayangku, peganglah hatimu, rasakan betapa hangatnya semua, betapa engkau adalah hamba yang kutitipkan banyak hal. Aku memberikan mu hadiah malam itu. Hadiah yang bisa kau bentuk menjadi apa saja" 

Makasih Tuhan, sekarang aku berpindah. Kurangkul Aku yang dulu. Berjalan bersama, tertatih.. tapi penuh damai.


Disini, mulai kubuka berkas realitas jejak Aku yang dulu. Air mataku hampir saja menetes saat kusadari terlalu jauh kutinggalkn dirinya. Paadahal ia adalah jalan finish dalam arena ini. Aku berjanji akan mengejarmu mulai hari ini, dan mohon libatkan aku pada jalan mu. Dengan bersama, kita akan menjadi bahagia di akhir sana.

Aku dapat bisikan ini dari Aku yang dulu. dan Aku ingin membaginya...
Seluruh manusia sejak awal adalah satu kesatuan manusia seutuhnya yang mencoba menerjemahkan seluruh diluar dirinya dan juga dalam dirinya. Kita hari ini adalah jalur tertinggi dalam perjalanan panjang itu. 

Kata Aku yang dulu, kita hari ini masuk pada kehilangan kemanusiaan. Kita selalu secara tidak sadar mencoba memutuskan estafet perjuangan itu. Kendala paling besar adalah jam jam refleksi merenung kini tidak lagi dianggap sebagai suatu aktivitas. Kesunyian menjadi kenaifan bagi kita. Lihatlah bagaimana kita berlomba lomba meninggikan teknologi untuk mengurangi aktivitas kemanusiaan (renungan-reflektif). Teknologi terus mencari celah agar kesunyian dalam dunia, tempat ruang kemanusiaan itu berlangsung, mulai dipudarkan.


Hai hai, lihatlah kita menertawai sebuah kesunyian menjadi hal negatif. Kesunyian adalah patologi, kesunyian adalah kekalahan intelektual, kesunyian adalah kerendahan sosial, kesunyian adalah kemisteriusan, kesunyian adalah hambatan, kesunyian adalah manusia yang tak berguna. Hei.... lihat bagamana orang terdahulu memanfaatkan aktifitas sunyi sebagai pintu besar untuk merenung dan refleksi sebagai semestinya manusia.

Kesunyian berhasil menerjemahakan dunia perlahan, kesunyian menciptakan tari, kesunyian menciptakan musik, kesunyian menciptakan gagasan, kesunyian menciptakan ide, kesunyian menciptakan kedamaian, kesunyian berhasil mengontrol emosi, kesunyian membangun budaya, kesunyian membuat mandiri, kesunyian menciptakan lampu, mesin, robot, paradigma. Heiiii... lihatlah bagaimana kesunyian berhasil memberi ketentraman, kebahagiaan, kesunyian berhasil membawa sebuah peradaban besar, kesunyian menciptakan budaya yang beraneka, kesunyian adalah bagian dari manusia. Kesunyian adalah rumah asli bagi kita. Kesunyian menjadi pintu pertemuan dengan diri, dan Tuhan. Kesunyian adalah bagian dari semua. Ia menciptakan sebuah ruang yang mampu di tempati bersihggah, beristirahat, berimajinasi, berbagi, menenangkan, memberi energi memberi insight.

Stoplah memandang sunyi adalah kekosongan hina, stop lah bermain dengan waktu. Stop lah dulu dan lakukan sebuah kesunyian, lalu bentuklah semua. menurutku, Bisa jadi suatu saat ketika populasi manusia takterkendali lagi,Akan ada bisnis dimana tempat itu untuk melakukan aktivitas sunyi. Sunyi yang terkomersialkan. Aku juga yakin bahwa manusia saat ini sudah mencapai evolusi otak yang luarbiasa dan itu mumpuni menjadi manusia lebih cerdas. anak anak zaman ini hanya butuh ruang sunyi untuk merenung. merenunglah bagi yang belum merenung, merenunglah lebih bagi yang belum cukup merenung, dan bertindaklah bagi yang mempunyai renungan cukup. Maka lihatlah dunia akan menjadi lebih damai di banding hari ini

Sunyilah dan tetaplah waras

 
biz.