Saya
mau tulis apa malam ini? Kenapa saya menulis lagi? Atau kenapa harus menulis? Atau
ada apa dengan tulisan? Atau apa hubungan saya dan tulisan yang makin kesini
makin akrab? Tidak tahu, begitu saja
rasanya ingin menulis.
Seperti
biasa, hampir bisa dipastikan bahwa arah ini akan menuju ruang sedih. Entah apa
yang merasuki darah dari gen-gen hidup penyusunku. Begitu mudah dilayukan pada
suasana apa saja. Rasanya sama saja, kemarin, kemarin dari kemarin, hari ini,
kemungkinan besar besok, dan besok dari besok. Haruska saya menulis lagi untuk
hal yang itu-itu saja? Sementara esensi dari beberapa tulisan sebelumnya mungkin
segaris benang.
Apa
yang terjadi sebenarnya? Semakin saya merasa menemukan, semakin semua menjadi
sedih. Apa ini benar saya? Sedih? Abstrak sekali. Ayolah.... terlalu banyak
yang mau dilakukan si tubuh dibanding rasa mayor ini. Menyiksa. Seperti hati
yang hanya diberi satu iklim, mendung grimis.
Tuhan
memberi kita hal terlalu spesial. Kesadaran dan nalar bisa menjadi apa saja. Pada
akhirnya tulisan-tulisan ini hampir tidak berarti apa-apa kecuali sejarah pada
waktu khayal. Apa yang sebaiknya saya lakukan selain tidur, makan dan bernafas?
Tetap hidup sepertinya. Hidup yang benar benar hidup. Terlalu banyak yang mau
difikirkan, terlalu banyak tuntutan. Hidup mungkin memang terlalu banyak
keterlaluan, maka selama semua bisa terlalui, semua akan berlalu.

kata kata yang digunakan bagus sekali
BalasHapusberita pajak terbaru