Selasa, 10 November 2015

UNGKAPAN UNTUK BAPAK


Bapak boleh menganggap saya ini anak kecil bapak yang mungkin bapak tahu hanyalah saya belajar di kampus, pulang kerja tugas, makan, bergaul, dan dikirimkan rejeki untuk hidup. Tapi ternyata anakmu ini mengalami banyak benturan realita. Konflik-konflik yang hadir bisa dari mana saja, dari fisik, perasaan dan fikiran. Bapak harus tahu bahwa disini saya banyak bertemu dengan orang-orang hebat, banyak belajar dari berbagai sumber mendengar, membaca, diskusi, merenung.

Saya adalah darah dan gen-gen dari bapak dan ibu. Saya banyak dipengaruhi kalian berdua. Gen-gen di dalam sepertinya menuntun saya mengambil banyak hal-hal dari bapak. Saya belajar dari renungan, membaca, musikalitas, kesadaran dan banyak hal dari gen-gen dan pelajaran yang bapak berikan sampai sekarang.

Ternyata sebentar lagi saya akan mengetuk gerbang di umur remaja akhir atau dewasa awal. Dari basic gen yang bapak curahkan ditambah pengalaman disini, saya banyak mendapati kejanggalan dalam hidup, ketidak sesuaian apa yang seharusnya terjadi. Bapak boleh mengatakan itu hanyalah idealisme anak muda, idealisme anak kampus. Tapi kata idealisme sekarang banyak tercoreng, seolah itu adalah fase, sebagai permainan orang tua. Bapak tidak lihat bagaimana tokoh tokoh besar dalam mempertaruhkan hati dan realitanya? Dan pasti bapak tahu. Karena bapak pernah dapat prestasi di berupa piala dari perpustakaan kota makassar sebagai anggota terajin meminjam buku dan itu bagi saya membanggakan. Nama-nama Galileo, Einstein, Soekarno, Gusdur, Gie, Cak nun, dan masih banyak nama besar lainnya yang lahir sebagai manusia yang berani dalam mengungkapkan apa yang semestinya terjadi, berani mempertahankan gagasannya, berani mengambil keputusan besar, dan berani mempertanggung jawabkan semuanya. Maka mereka adalah emas emas dalam sejarah manusia.

Saya belajar banyak dari pembahasan time management, dan realita hidup didunia, disini. Bahwa kalaupun saya tidak masuk kuliah di sela-sela dalam kurung waktu satu semester misalnya, itu karena ada prioritas kegiatan yang sepertinya hati dan fikiran saya memberatkan kepada hal itu. Apakah itu membaca, meresume, latihan musik, bertemu orang ,atau istirahat dari ancaman sakit panjang atau apapun. Namun dengan asumsi pertimbangan itu betul dilakukan dan dipertanggung jawabkan. Misalnya saja adanya jatah bolos kata dosen, atau pelajarannya tidak begitu mengisi (mampu dibaca sendiri), perkiraan dosen yang tidak masuk dan masih banyak aspek sebagai pembanding. Tanggung jawabnya adalah saya siap membaca lebih, belajar lebih, siapkan mental lebih. Karena hidup ini bertarung dengan waktu.

Waktu dihidup ini berjalan sangat cepat, sementara hal-hal yang ingin dilakukan menjadi semakin menyiksa. Dengan segala pertimbangan berat, saya memutuskan untuk tidak lagi mengikuti program beasiswa double degree D3 bahasa Inggris di kampus. Bapak boleh dan pantas untuk kecewa bahkan marah. Namun program itu terasa menyita waktu yang banyak pada jam-jam terbaik untuk melakukan hal lebih penting. Bukan berarti program itu tidak penting. Kalo esensinya bapak berniat supaya saya mampu memahami dan berbahasa inggris, realitanya saya lebih banyak mendapat pelajaran sewaktu belajar di kediri selama tiga bulan dibanding satu setengah tahun berada program kampus itu. Bahkan apa yang membuat saya dapat lolos menerima beasiswa itu berkat bekal yang bapak beri sewaktu di kediri dulu.

Setidaknya dengan itu saya selangkah lebih maju menunjukkan bahwa sebenarnya anakmu ini mampu bersaing. Walaupun tidak mudah, jika mau IP yang tinggi bisa saya dapatkan di kampus sekarang. Tapi itu terjadi jika bapak ingin melihat saya menjadi seorang yang berbeda dengan mengikuti pola pengambilan nilai dari beberapa dosen yang kadang sudah tidak masuk akal, hanya menerima, tidak berfikir jauh, menjual diri pada waktu, memelas pada nilai, bersujud pada sistem, persona kepada orang lain. Menjadi bukan diri ini, menjadi bukan apa yang esensi pelajaran bapak dan psikologi inginkan. Tapi sekali lagi saya meyakinkan bapak sebenarnya saya sanggup bersaing. Tapi ternyata bukan itu.

Jika saya robot, mungkin saya bahkan mampu mengambil triple degree di kampus lain pada hari sabtu dan minggunya. Namun sayangnya saya adalah manusia biasa dengan perasaan dan fisik terbatas. Saya sangat memahami bahwa Orang tua terutama bapak adalah sosok yang mempunyai sifat bijaksana yang tidak dimiliki saya atau seumuranku yang ingin mencoba banyak hal sebagai darah muda. Apalagi pemahaman dari gagasan tokoh Erick Erickson menegaskan bahwa setiap perkembangan manusia (umur tertentu) mempunyai kebutuhannya masing masing. Bapak sekarang sepertinya memasuki dua fase, fase dimana bapak terbebani  tugas yang harus dicapai yaitu dapat mengabdikan diri agar nantinya mencapai keseimbangan terhadap penerusnya (generatifitas) atau cemas tidak melakukan apa-apa (stagnasi). Harapan yang ingin dicapai dalam masa ini adalah bapak ingin terjadinya keseimbangan antara generatifitas dan stagnasi guna mendapatkan nilai positif. Mungkin saat ini pula bapak cemas apa yang bapak telah lakukan atau apa yang telah bapak tawarkan pada generasi selanjutnya? Kepada anak anaknya? Kepada saya? Atau bapak boleh jadi sementara resah mengenai  kepuasan dan kelegaan dalam segala kegiatan dalam hidup bapak? Perasaan aman, utuh, dan terarah?. Saya mencoba mengerti, bahwa bapak melalui tahap yang sulit dilewati karena orang pada masa ini cenderung melakukan introspeksi diri. Mereka akan memikirkan kembali hal-hal yang telah terjadi pada masa sebelumnya, baik itu keberhasilan maupun kegagalan.

Maka dari itu kutekankan kepercayaan kepada bapak bahwa kemunduranku dalam program itu bukan berarti saya mengalah terhadap dunia. Mungkin dengan double titel di belakang namaku mampu membuat bapak bangga, tetapi tidak menyelamatkan diri ini secara mendalam. Keputusan itu justru melahirkan tanggung jawab yang lebih besar. Saya akan menjanjikan kepada bapak kebanggaan kebanggaan lainnya yang bisa membuat bapak lebih bahagia, dan saya beserta diri terdalam juga bangga. Saya rasa kakak sudah banyak membuktikan hal itu, bahwa ia berhasil mengganti harapan kebanggaan dalam harapan bapak menjadi kebanggaan lain yang tak kalah indah. Dan berhasil menyelamatkan diri karena telah melakukan apa yang ia ingin lakukan. Dia berhasil membanggakan diri kakak sekaligus.

Jangan pernah lagi bapak menyampaikan pesan “semoga kau lebih baik dari bapak nantinya”. Biar bagaimana pun bapak adalah sosok yang sudah sangat berhasil menuntun anak-anaknya sampai hari ini. Saya tidak mungkin dapat membalas kebaikan bapak. Apalagi bapak sudah banyak memberi manfaat dan hasil pada zaman bapak kepada orang lain yang tidak mungkin kutemui dan kulakukan pada waktu yang sama.

Pak izinkan saya melakukan apa yang ingin kulakukan, dan hal itu tak akan lepas dari impian membanggakan bapak dengan caraku sendiri. Intuisi akan hal baik dan buruk sudah mulai terpahamkan. Melibatkan Tuhan yang bapak ajar, pelajaran yang bapak ajar, pesan yang bapak berikan justru memberi banyak hal yang bapak mungkin TIDAK PERNAH SANGKA. Dan itu sangat berarti. Berdirilah dengan anggun, tegap, dan banggalah pak. Bahwa kau telah berhasil menjadi orang tua super untuk anak-anaknya yang tersadarkan akan arti kehidupan. Saya memahami bahwa walaupun muungkin materi bukan segalanya tetapi hampir segala sesuatu bisa dipengaruhi materi, kecuali dan namun alangkah tentramnya hidup, walaupun jika anakmu nanti hidup dengan materi sederhana namun bahagia lahir dan batin didunia ini. Berhasil sadar dan terpahamkan bahwa tujuan Tuhan pada akhirnya bukan itu.

Adakah ungkapan lebih romantis antara anak dan bapaknya selain ini? Jika ada saya ingin melakukan itu. Karena komunikasi terbuka adalah jalan memahami terbaik sejauh ini yang saya ketahui.Biarkan waktu mengalir oleh kesempatan yang bapak beri dan perjuangkan berupa Ilmu Psikologi, Saxophone, dan Gen mu menjadi hal indah hari ini dan nanti. Karena Tuhan mengatur sedemikian rumit kehidupan dengan kejutan-kejutan tak terduga. Dan saya tak berarti tanpa perjuangan bapak.
Satu lagi jangan berhenti mengirimkan rekaman nyanyian dengan gitar yang selalu kudengar pada jam jam sulit.






Unknown

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

 
biz.